Senin, 05 Desember 2016

Makalah Dirasah An-nushush



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kamus merupakan alat atau bahan referensi yang dipergunakan oleh sebagian besar mahasiswa atau khalayak umum dalam mencari makna kata atau istilah pengertian dari kata tersebut.Kamus Arab tersohor sedunia yang bernama kamus al-Munjid ini disusun oleh dua orang pendeta (rahib) Kristen Katolik, yang mana isi dari kamus tersebut dianggap paling lengkap dan komprehensif, yang dihiasi gambar-gambar dan dijadikan sebagai kamus utama di berbagai dimensi institusi Islam dan Pondok seluruh dunia. mayoritas umat Islam menggunakan kamus al-Munjid ini karena mudah dalam pencariannya, namun tanpa mereka sadari bahwa karangan ini milik seorang kristiani yang dapat memperngaruhi aqidah dan pengetahuan seseorang bilamana tidak memahami isi konkrit didalamnya.
Penggunaan Kamus al-Munjid yang sudah sekian lama dan masih digunakan sampai sekarang bukanlah tanpa penentangan dan jabaran.Sebagian ulama menganggap kamus ini adalah sebagian dari pada gerakan orientalis yang mempunyai agenda tersembunyi terhadap dunia Islam.
Oleh Karena itu, pemakalah akan sedikit memaparkan sebuah karya dari seorang pendeta kristiani yang bernama Louwis Ma’luf dengan karyanya yaitu Kamus Al-Munjid yang biasa dikonsumtif oleh masyarkat seluruh dunia.



B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Biografi Pengarang Kitab Al-Munjid?
2.      Bagaimana Gambaran Kitab al-Munjid?
3.      Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Kitab al-Munjid?
4.      Bagaimana Contoh Isi Kitab Al-Munjid?


C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui Biografi Pengarang Kitab Al-Munjid
2.      Untuk mengetahui Gambaran Kitab al-Munjid
3.      Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Kitab al-Munjid
4.      Untuk mengetahui Contoh Isi Kitab Al-Munjid
  
  

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengarang kitab al-Munjid
Pengarang kitab ini adalah Louwis Ma’luf al-Yassu’i yang mempunyai namalengkap Louwis bin Naqula Dhahir Najm Ma’luf al- Yasu’i. Beliau adalah ahli sastra bahasa. Beliau lahir pada tahun 1867 masehi di Zahlah-Libanon, ayah beliau memberikan nama Zhahir sebelum beliau diangkat menjadi pendeta yang berubah menjadi Louwis. Dan ibunya bernama Maryam ibrahim fariha.
Beliau hidup dalam keluarga yang terhormat, beliau memulai studinya dengan mengambil ilmu bahasa dan sastra di sekolah fakultas kristen Beirut selama enam tahun, kemudian pergi ke wilayah Eropa untuk melanjutkan magisternya selama 10 tahun mempelajari filsafat di Inggris dan ilmu teologi di Prancis sehingga beliau dapat menguasai bahasa timur maupun barat seperti bahasa Arab, Inggris, Prancis, Latin, Yunani, Syiria, dan Ibrani.
Beliau menerbitkan buku-buku bahasa Arab dan bahasa Asing diantaranya yang ada di museum Britain London, perpustakaan Leiden di Hollandia, dan perpustakaan di Paris. Beliau juga menasekh-kan sebagian buku-buku bahasa Arab.
Beliau diangkat menjadi direktur surat kabar al-Basyir pada tahun 1906 hingga 1933 masehi. Beliau tidak hanya bergelut dalam ilmu filsafatataupun sastra saja, namun juga kepada ilmu bercocok tanam. Beliau membuat suatu komunitas untuk pembaruan perkebunan di bakfia-Libanon. Beliau meninggal di Beirut tahun 1946 masehi.
Adapun karangan beliau diantaranya:
1.      المنجد في اللغة
2.      تاريخ آداب اللغة العربية
3.      تاريخ حوادث الشام ولبنان من سنة 1782م إلى سنة 1841م


B.     Gambaran kitab al-Munjid

Al-Munjid fil Lughah adalah karangan yang terkenal, yang merupakan kamus bahasa, tidak berpanjang-panjang dan membosankan, pengambilannnya di awal kalimat yang ingin dicari setelah menentukan tsulasi ataupun ruba’i nya. Louwis berkata “dinamakan Al-Munjid karena merupakan sebuah kamus yang berfungsi sebagai Injaad (penolong)bagi orang yang hendak mengetahui makna sebuah kata atau informasi lainnya”.
Kamus ini dirilis pada tahun 1908 oleh penerbit al-Katsulikiyyah di Beirut. Tidak sedikit para ahli sastra dan ulama menyanjungnya, karena kamus ini datang sebagai kebutuhan mahasiswa bahasa arab. Kamus ini pun banyak dicetak oleh penerbit. Louwis ma’luf memunculkan cetakan kelima dengan memperindah kamus dengan menggunakan gambar dan dengan contoh bahasa arab yang mendasar, disertai dengan penjelasan dan meletakkannya secara teratur hingga mudah untuk dicari.
Beliau berkeinginan untuk membuat kamus munjid ini berisikan ilmu sastra dan ilmu sains , akan tetapi waktu beliau yang sempit tidak mengizinkan beliau untuk berbuat demikian, lalu beliau mengizinkan Ferdinan Totel yaitunya seorang pendeta juga, untuk melanjutkan keinginan beliau. Pada tahun 1930, Ferdinan Totel al-yassu’i, merilis kamus munjid terbaru yang bernama “al-Munjid fil Adab wal ‘Ulum”. Penambahan di kamusMunjidiniberupabiografitokoh-tokoh di Negara timur dan barat hingga kamus Munjid dianggap lengkap dan serupa dengan ensiklopedi. Sehingga kamus ini terbagi dua:
1.      Al-Munjid Abjadiy (المنجد الأبجدي)
2.      Al-Munjid at-Thulabi(المنجد الطلاب)

C.    Kelebihan dan Kekurangan kitab al-Munjid

1.      Kelebihan kitab al-Munjid diantaranya:
a.       Dinilaidapatmenjamintingkatobyektifitaspenyusunkamusdalammenatakosakata yang ditemukan.
b.       Sebagaialatbantuuntukmenafsirkankalimatberbahasaarab.
c.       Kata-kata yang termuattelahdicetakdengantintamerahdandilengkapidengangambar-gambarseperti: gambartokoh, peta, tabel, hewandansebagainya.
d.      Diakuimemilikikosa kata danmakna yang lengkap.[1]

2.      Kekurangan kitab al-Munjiddiantaranya:
a.       Ketika menyebut kalimah “Al-Quran” tidak pernah menyambungkannya dengan istilah “al-Karim” dan sebagainya, namun ketika menyebut kalimah kitab suci Kristian dan Yahudi, maka kamus ini menambahkan istilah “al-Muqaddas”.
b.      Ketika menyebut atau memuat kalimah “Nabi Muhammad” tidak pernah menyertakan perkataan “Salallahu ‘Alaihi Wassalam” dan demikian juga kalimat sahabat tidak pernah ditambahkan dengan “Radiyallahu Anhu”.
c.       Tidak menggunakan kata “Basmalah” yang sesungguhnya milik umat Islam, sebaliknya dalam keterangannya tertulis “Bismil Ab-wal Ibn Wa Ruhil Quds’ yang Artinya ”Dengan menyebut Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Ruh Kudus”. Setelah itu baru disebut kalimah “Bismillahirahmannirahim”.
d.      Kamus ini juga tidak membahas aqidah Islam, namun banyak membahas hal yang bersifat penyelewengan aqidah.
e.       Nama tokoh Islam yang utama seperti sahabat, tabiin dan para ulama terkemuka juga tidak dimuatkan, sebaliknya nama tokoh barat Kristiani banyak dimuatkan.
f.       Kamus ini tidak pernah merujuk pada sumber Islam yang sebenar-benarnya, tetapi sebaliknya merujuk pada sumber Barat dan ini sangat jelas kelihatan dalam menyebut kalimah “ibadat” dan sebutan nama Nabi dan Rasul yang menggunakan istilah Kristen.
g.      Banyak terdapat kesalahan penulisan nama tokoh dan kaitannya dengan sejarah, demikian juga mengatakan bahwa daging babi itu sangat lezat.
h.      Dimasukkannyagambardananekalukisan yang berasaldari Barat, yang samasekalitidakberdasarkankebenaran, sepertigambarnabi Isa dannabilainnya. Bahkan, adasebuahgambarsepasangmanusiadewasa yang telanjangsedangmenangis, gambaritudikatakansebagaigambar Adam danHawa.melainkan  tetapiLukmandisebutsebagainabi.
i.        Nuhdikatakanhanyasebagai “Keluarga Ibrahim” danSulaimandikatakansebagai “Raja” bukannabi.
j.        NabiDauddisebutsebagaipembunuhbanyaklelakiuntukmemperisterikanjandanya, beliaudianggapmempunyaiisterisebanyak 100 orang, padahalrealitanyatidakdemikian.[2]
  

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Kamus ini dibuat oleh orang Nashrani dan dicetak pertama kali pada tahun 1908, yang ditulis oleh pendeta (rahib) bernama Fr. Louwis, seorang Jesuit(pastur) terkenal yang membuka bagian informasi di dalamnya dan pendeta Nashrani lain bernama Fr. Ferdinand Tutel, seorang Jesuit juga. Kamus ini dicetak pertama kali di percetakan Katolik.
Dalam kamus ini terdapat banyak sekali kekurangannya di banding kelebihannya bagi umat Islam sendiridiantaranyaadalah :
a.       Terdapat beberapa kesalahan ayat
  1. Tidak terdapat lafadz “Firman Allah”, terkadang mereka berkata: “Di dalam Al-Qur’an”
  2.  Tidak mencantumkan sifat Al-Qur’an yang Suci atau Agung
  3. Banyak dicantumkan berita dari kitab suci Taurat dan Injil secara khusus
  4. Tidak terdapat hadits Nabi meskipun hanya satu, sementara kita mengetahui bahasa Arab bersumber dari Al-Qur’an, Hadits dan syair-syair Arab Jahiliyah. Al-Alusi memiliki sebuah kitab yang berbicara tentang pengambilan dalil dari perkataan Arab.

B.     Saran

Penulis menyadari apa yang tertera dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Penulis juga menyarankan agar pembaca tidak hanya terpaku pada makalah ini saja.Atas saran dan kritikan dari pembaca, penulis mengucapkan terimakasih.





[1]http://chiaraoelivia.blogspot.co.id/2013/06/kamus-munjid.html, diakses Selasa 29 November 2016 pukul 22.00
[2]Ibrahim Abdullah, Kamus Arab al-Munjid Agenda Kristian, YahudiKelirukanUmmah, http://chiaraoelivia.blogspot.co.id/2013/06/kamus-munjid.html, diakses Selasa 29 November 2016 pukul 22.00